Afgansyah Reza
Full Name : Afgansyah Reza
Nickname : Afgan
Place of birth : Jakarta
Date of birth : May 27, 1989
Father’s Name : Loyd Yahya
Mother’s Name : Lola Purnama
Zodiak : Gemini
Hobby : Fitness, Swimming
FAVORITE :
Wear : Jeans, Tshirt
Food : Instant Noodle, Italian Food
Music : Jazz, RnB
EDUCATION :
* SMA 34 Senior High School, Jakarta
* University of Indonesia, Jakarta – majoring Economic
MUSIC ALBUM :
1. Confession No.1 (2008)
2. The One (2010)
Afgan dibesarkan di lingkungan keluarga yang gemar menikmati musik. Namun karena sifat pemalunya yang demikian dominan, tak lantas membuat dirinya percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya. Padahal orang tua dan teman temannya sering menjadi saksi hidup akan kemerduan vokalnya. Afgan juga tak menampik bahwa sejak SMA, seringkali malu-malu jika didaulat untuk menjadi pengisi acara.
“Suka nyanyi dari kecil. Tapi nggak pernah kepikiran untuk menjadi penyanyi profesional. Waktu dapat tawaran rekaman di studio awalnya sih sempat ragu dan takut. Saya nggak PEDE dan nggak berani. Dorongan teman-teman dan keluarga yang terus bikin saya nggak bisa menolak. Saya tuh orangnya nggak suka spotlight. Berat aja gitu…,” ujar putra ke 2 dari 4 bersaudara pasangan Lola Purnama dan Loyd Yahya ini.
Mengawali karir dengan rasa tak percaya diri, dan tanpa bekal prestasi di ajang festival manapun serta tanpa pendidikan formal sekolah musik, bukanlah sebuah hambatan akan prestasinya saat ini: Terbukti kini bakat alaminya terus mampu membawa perlalanankarirnya bedanjut dan semakin benderang. “Dulu ketemus ama orang masih kikuk. Dengan kondisi sekarang, hal itu diupayakan jangan adalagi. Memang nggak bisa seratus persen hilang. Saya bersyukur banget dengan profesi ini melatih untuk komunikasi sama orang, ada ‘building character’. Itu untuk ke depannya juga, saya kerja apapun kan butuh banget kayak gini, “terang pria yang juga bercita-cita jadi pengusaha ini.
Perjuangannya tidak sia-sia, baru beberapa minggu memasuki belantika musik Indonesia sudah menembus 10 besar jajaran tangga lagu chart musik Indonesia dengan lagu berjudul “Terima Kasih Cinta” menyusul tembang ‘Sadis’.
Momentum Bersolo Karir
Memang secara tidak sengaja, bakat dan talentanya ditemukan oleh Wanna Be Production. Disuatu hari, ketika Afgan tengah menyanyikan lagu-lagu favoritnya di instant recording. Di situlah terbukti, bahwa tanpa kapasitas alat rekaman yang tidak menggunakan filter suara dan komputer memadai sekalipun, Afgan mampu menyajikan karakteristik suara yang unik.
Afgan mengakui, proses pencapaian popularitasnya tergolong cepat. Dari proses penciptaan lagu, rekaman, berbagai promosi, hingga posisi saat ini, waktu yang dibutuhkan hampir setahun. Untuk penyanyi solo, rentang waktu itu termasuk cepat.
“Waku itu iseng aja nyanyi, dan terus ditawari rekaman bulan Mei tahun 2007. Di situ jadi momentum saya untuk memastikan diri eksis bersolo karir. Menurut saya itu bukan breaktrough. Yang breaktrough itu, buat saya yang sebelumnya tidak pernah muncul tiba-tiba muncul. Masalah waktu itu kebetulan aja. Tentu saya excited dengan anugerah dan kesempatan ini, namun masih harus bekerja keras dengan skill, karena saya memang masih dalam proses belajar. Maka, ketika saya tampil, saya ingin memberikan kemampuan terbaik saya dalam bermusik,” tandasnya.
Bagi Afgan, yangharus disadari adalah kekuatan pada ciri khas vokalnya. Ia lebih suka dibilang punya ciri khas dibanding bagus. “Kalau bagus, banyak penyanyi yang lebih bagus,” ujarnya beralasan. Selain itu pemilihan lagu yang tepat juga sangat menentukan keberhasilannya sebuah dalam menyampaikan pesan dalam bentuk lagu. “Lagunya bagus tapi kalau chemistry nggak dapat, juga jadi nggak bagus. Tapi bagaimanapun saya harus terus eksplorasi dan mempertimbangkan keinginan fans,” sambung penyuka musik jazz ini.
“Saya inginnya share kualitas kepada semua orang yang mendengar dan selanjutnya silakan dinilai. Saya ingin dikenal orang seperti almarhum Chrisye, yang bisa terus dikenang karya-karyanya,” papar pengagum penyanyi legendaris Chrisye.
Menjadi Diri Sendiri
Untuk seorang Afgan berpenampilan dalam menyanyi memang sudah seharusnya diperhatikan. Gaya penampilannya saat ini memanglah Afgan yang sebenarnya. Sejak sebelum menjadi penyanyi terkenal, ia memang sudah sangat tampak rapi dan berkaca mata minus. Plus hadiah lesung pipit dari Tuhan kian menambah daya tariknya. “Saya seperti ini sudah sejak dari SMP. Cuma bedanya dulu pakai kawat gigi. Saya memang ingin sedikit mengubah image bahwa tampang nerdy bisa luga lho tampil di dunia entertainment. Jangan diidentikan dengan kutu buku melulu,” kata cowok kelahiran Jakarta 27 Mei 1989 sambil tertawa.
Disadari atau tidak oleh Afgan, bahwa dirinya yang dianugerahi suara berat, mendesah, dengan penampilan berkaca mata dan berlesung pipit itu, kini telah menjadi sebuah icon baru yang bernilai. Tidak dimungkiri atas kelebihannya itu Afgan kini telah berubah menjadi public figure yang banyak diminati oleh penggemarnya.
“Dari apa yang saya punya ini, saya berusaha terus memaksimalkannya dan menladi diri sendiri. Saya sih sekarang berharap keberadaan saya di belantika musik tanah air dapat diterima di semua kalangan. Ya… maksudnya semoga lagu-lagu saya bisa diterima oleh masyarakat,” pungkas Afgan sambil tersenyum menampakkan lesung pipitnya.