Pages

Sabtu, 21 April 2012

UTS PMM


.::PEMBALAJARAN INDIVIDUAL/MODUL::.

take home!!!
dikumpulkan, selasa, 24 april 2012
kerjakan dgn mencantumkan sumber pustaka yg dipakai!
pola jawaban yg sama akan didiskualifikasi.

soal!!!

1. jelaskan kedudukan pembelajaran mandiri dalam konteks ilmu teknologi pendidikan! (gunakan domain TP utk menjelaskan)

2. latarbelakang munculnya pembelajaran mandiri adalah ditemukannya sejumlah permasalahan dalam pembelajaran. analisis dan identifikasikan permasalahan tsb!

3. jelaskan menurut pemahaman anda:
a.       pembelajaran mandiri vs pembelajaran konvensional
b.      pembelajaran individual vs pembelajaran yg diindividualisasikan
c.       modul pembelajaran vs buku paket

4. jelaskan aplikasi teori berikut pada buku modul, terutama penerapannya pada pembelajaran individual:
a.       Pavlov : Conditioning teory
b.      Thorndike : tingkah laku belajar
c.       Watson : Hukum belajar
d.      Skinner : operan conditioning

UTS DISAIN PESAN


UTS
TAKE HOME TEST
"Desain Pesan"

Dikumpulkan hari selasa tanggal 24 April 2012
Lembar jawaban antara soal A dan B terpisah

Soal A:
Persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : kebutuhan, pengalaman (pengetahuan) dan minat.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi persepsi di atas (disini dibawah: gambar bohlam lampu), jelaskan persepsi saudara tentang stimulus di atas.
 


Berdasarkan jawaban saudara di atas, buatlah ide tentang stimulus di atas. Tuangkan ide saudara pada bentuk cerita sebanyak 1000 kata.

soal B:

1. “Dalam merancang sebuah pesan pembelajaran anda harus memahami karakteristik audien/target sasaran”. Apa yang anda pahami dari pernyataan tersebut, jelaskan dan berilah contohnya

2. Apa pemahaman anda tentang “Desain Pesan” dalam konteks Teknologi Pendidikan. Jelaskan.

3. Carilah media audio visual (cuplikan iklan atau film pendek) lalu analisislah dari sisi pesan, tampilan visual maupun audionya. (sertakan cuplikan iklan atau film tersebut dalam kepingan CD)

TEORI MOTIVASI MASLOW: Versi Baru



Salah satu teori tentang motivasi yang sangat populer adalah teori jenjang kebutuhan (the hierarchy of needs) yang dirumuskan Maslow. Jadi, sebenarnya Maslow tidak berbicara (mengkaji) motivasi, melainkan kebutuhan dasar insani. Dengan kata lain,  sebenarnya teori Maslow adalah mengenai kebutuhan dasar insani (the basic human needs), bukan mengenai motivasi. Akan tetapi, kemudian dikenal sebagai teori motivasi Maslow. Mengapa demikian? Adakah hubungan logis kebutuhan (needs) dengan motivasi, sehingga walaupun yang dibicarakan Maslow mengenai needs, tetapi disebut juga dengan motivation?
Mengenai kenapa teori kebutuhan dasar insani (basic human needs) itu menjadi disebut juga sebagai teori motivasi, dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pada diri manusia ada sejumlah kebutuhan dasar, kebutuhan yang asasi, yang mau tidak mau harus dipenuhi. Kebutuhan itu bersifat intuitif, ada dengan sendirinya, seperti juga ada pada hewan, walau tentu tidak sama kandungannya.  Oleh karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi tersebut, maka manusia terdorong (termotivasi) untuk mencari jalan (upaya) memenuhi kebutuhan tersebut. Jika kebutuhannya itu terpenuhi, maka manusia akan merasa “puas” (satisfied), dan sebaliknya, menjadi unsatisfied. Jadi, kebutuhan mendorong mucnulnay motivasi. Itulah sebabnya teori kebutuhan Maslow itu disebut juga dengan teori motivasi. Dengan kata lain, teori motivasi Maslow berdasarkan kebutuhan dasar insani.
Samakah kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants), dan motivasi? Kebutuhan (needs) manusia itu membuat seseorang menjadi berkeinginan (wants). Keinginan itu lalu membuat orang termotivasi (mempunyai motivasi) untuk melakukan sesuatu kegiatan atau perbuatan (upaya = efforts) untuk memenuhi kebutuhannya itu, atau untuk mencapai apa yang diinginkannya itu. Jadi, jika digambarkan, tampak seperti dalam ilustrasi berikut.
NEEDS —–> WANTS —–> MOTIVATION —> EFFORTS
Nah, mari kita beri contoh. Perut kita keroncongan (berbunyi). Itu terjadi karena usus yang biasanya berisi makanan, sekarang dalam keadaan kosong. Perut MEMBUTUHKAN makanan. Orang merasakan adanya KEBUTUHAN (NEEDS) akan makanan yang berupa RASA LAPAR. Rasa lapar (butuh makanan) itu menjadikan orang INGIN makan. Keinginan untuk makan itu MEMOTIVASI orang untuk berusaha mencari makanan.
Kerongkongan kita terasa kering, kita BUTUH minum. Kebutuhan akan minum itu mendorong (memotivasi) kita untuk mencari minuman. Kita gerah kepanasan oleh udara yang panas. Kita MEMBUTUHKAN udara yang segar. Kebutuhan akan udara yang segar itu memotivasi kita “keluar” dari situasi gerah mencari udara segar. Kita ngantuk (tubuh kita membutuhkan istirahat). Kebutuhan akan istirahat (tidur) itu mendorong (memotivasi) kita untuk tidur.
Bagaimana kaitannya dengan KEINGINAN (WANTS)? Perut yang membutuhkan makanan (rasa lapar) itu dapat menimbulkan KEINGINAN (WANTS) untuk makan (ingin makan). Keinginan untuk makan itu MENDORONG (MEMOTIVASI) orang tersebut untuk mencari makanan. Ingat: rasa lapar (butuh makan) dan ingin makan itu tidak selalu memotivasi untuk mencari makanan dan makan (pada orang yang sedang puasa, misalnya).
Kasus yang “lebih tinggi” misalnya orang yang terbiasa salat malam. Kebiasaan salat malam itu menjadikannya semacam kebutuhan intuistik, alami, intrinsik. Dalam ketidaksadaran (tertidur) pun, secara naluriah “otak” (bawah sadarnya) memimpi-mimpikannya salat malam, bahkan dapat membangunkannya untuk salat malam.
Apa saja yang merupakan kebutuhan dasar insani yang dapat memotivasi orang untuk melakukan kegiatan atau perbuatan tertentu itu? Maslow merumuskannya sebagai berikut (1943-an).[http://www.timlebon.com/maslow.html; 2006]

Sumber: Wikipedia
Lima kebutuhan dasar insani seperti digambarkan dalam dua diagram di atas merupakan asal mula Teori Kebutuhan Dasar Insani (Baic Human Needs Theory) rumusan Maslow. Kebutuhan dasar insansi itu dipandang Maslow sebagai suatu piramida perjenjangan (hirarki). Yang paling dasar adalah kebutuhan biologis-jasmaniah, diikuti kemudian oleh kebutuhan akan rasa aman (keamanan), kemudian keterterimaan (diakui sebagai bagian dari kelompok manusia) dan kasih sayang, kemudian harga diri, dan terakhir perwujudan (aktualisasi) diri. Kebutuhan yang lebih atas, menurut Maslow,  tidak akan muncul pada manusia sebelum secara minimal kebutuhan yang berada di bawahnya sudah tercukupi.
Selanjutnya hirarki kebutuhan dasar insani Maslow itu direvisi orang (Maslow sudah meninggal) menjadi sebagai berikut (1970).
1. Biological and Physiological needs – air, food, drink, shelter, warmth, sex, sleep, etc.
2. Safety needs – protection from elements, security, order, law, limits, stability, etc.
3. Belongingness and Love needs – work group, family, affection, relationships, etc.
4. Esteem needs – self-esteem, achievement, mastery, independence, status, dominance, prestige, managerial responsibility, etc.
5. Cognitive needs – knowledge, meaning, etc.
6. Aesthetic needs – appreciation and search for beauty, balance, form, etc.
7. Self-Actualization needs – realising personal potential, self-fulfillment, seeking personal growth and peak experiences.
Kemudian pada tahun 1990-an hirarki tersebut direvisi lagi menjadi sebagai berikut ( Huitt, W. ; 2007. “Maslow’s hierarchy of needs.” Educational Psychology Interactive. Valdosta, GA: Valdosta State University. Retrieved [date] from, http://www.edpsycinteractive.org/topics/regsys/maslow.html)

Jadi, ada perubahan jumlah dan hirarki menjadi sebagai berikut:
(1) Kebutuhan biologis-jasmaniah;
(2) Kebutuhan akan rasa aman;
(3) Kebutuhan akan keterterimaan dalam/oleh kelompok dan kasih sayang;
(4) Kebutuhan akan harga diri dan penghargaan;
(5) Kebutuhan akan tahu dan paham;
(6) Kebutuhan estetika (keindahan);
(7) Kebutuhan akan perwujudan diri;
(8) Kebutuhan akan transendensi (membantu orang lain mewujudkan dirinya).
Rincian garis besar isi tiap kebutuhan tersebut sebagai berikut.
1. Biological and Physiological needs – air, food, drink, shelter, warmth, sex, sleep, etc.
2. Safety needs – protection from elements, security, order, law, limits, stability, etc.
3. Belongingness and Love needs – work group, family, affection, relationships, etc.
4. Esteem needs – self-esteem, achievement, mastery, independence, status, dominance, prestige, managerial responsibility, etc.
5. Cognitive needs – knowledge, meaning, etc.
6. Aesthetic needs – appreciation and search for beauty, balance, form, etc.
7. Self-Actualization needs – realising personal potential, self-fulfillment, seeking personal growth and peak experiences.
8. Transcendence needs – helping others to achieve self actualization.
Maslow dan rekannya, tentu saja tidak memunculkan kebutuhan religius (seperti dalam contoh salat malam itu) ke dalam hirarkinya (karena pahamnya bisa berbeda). Atau, yang seperti itu dianggapnya bukan bersifat alamiah dan intuistik, melainkan sesuatu yang dipelajari, yang diperoleh dari kehidupan berpengalaman? Tidak tahu pasti jawabannya.
Teori Maslow sebenarnya bukan hasil penelitian ilmiah, melainkan hasil renungan-penalaran-amatan. Itu kata para ahli. Akan tetapi teorinya dipakai dan diakui sebagai sesuatu layaknya kebenaran ilmiah, dianggap sesuatu yang valid (sahih).
Nah, yang selama ini agak kurang banyak diketahui orang adalah bahwa Teori Kebutuhan Dasar Insani (Teori Motivasi) Maslow ini dikenal pula sebagai Teori Z, seperti dikatakan Wikipedia berikut.
Theory Z is a name applied to two distinctly different psychological theories. One was developed by Abraham H. Maslow in his paper Theory Z and the other is Dr. William Ouchi’s so-called “Japanese Management” style popularized during the Asian economic boom of the 1980s.
Abraham Maslow, a psychologist and the first theorist to develop a theory of motivation based upon human needs produced a theory that had three assumptions. First, human needs are never completely satisfied. Second, human behavior is purposeful and is motivated by need satisfaction. Third, these needs can be classified according to a hierarchical structure of importance from the lowest to highest (Maslow, 1970): 1. Physiological needs 2. Safety needs 3. Belongingness and love needs 4. The esteem needs – self-confidence 5. The need for self-actualization – the need to reach your full potential
Maslow’s hierarchy of needs theory helps the manager to understand what motivates an employee. By understanding what needs must be met in order for an employee to achieve the highest-level of motivation, managers are then able to get the most out of production